Benih Padi

Tuesday, September 16, 2008

Benih Padi


Pak Tani menyelenggarakan upacara selamatan menjelang musim tanam. Ia
mengambil sebagian padi untuk hiasan upacara dan sebagian lagi unuk
disiapkannya sebagai benih untuk ditanam. Biji padi yang dijadikan benih
ternyata cemburu dan berkeluh kesah kepada Pak Tani. "Pak Tani tidak adil!!
Mengapa hanya sebagian teman kami yang Bapak pilih untuk dijadikan hiasan?
Lihatlah, mereka dikagumi dan dipuji-puji banyak orang, sedangkan kami sama
sekali tidak diacuhkan. Pak Tani sungguh tidak adil!"
Pak Tani mendengarkan keluh kesah mereka namun tidak menjawab. Ia malahan
segera mengangkut mereka dan melemparkannya ke berbagai penjuru sawah, ke
tengah-tengah tanah becek yang kotor. Benih padi semakin sedih.
Beberapa hari kemudian, Pak Tani menjenguk sawahnya dan menyapa benih padi.

" Selamat pagi, Benih Padi. Apa kabarmu?"

"Pak Tani, mengapa kami dibuang ke tanah kotor ini? Apa salah kami? Kami
kedinginan dan kepanasan, tapi kaubiarkan kami. Wajah kami kini jadi rusak.
Lihat, ada banyak serat akar tumbuh pada tubuh kami. Tolong angkat dan
bersihkan kami, Pak Tani!"
"Kutolong kami, Benih Padi," Jawab Pak Tani.
Akan tetapi, Pak Tani tidak juga mengangkat atau membersihkan
benih-benih
padi itu. Berhari-hari ia tetap membiarkan benih padi tinggal ditanah yang
becek dan kotor. Dibiarkannya pula akar yang tumbuh semakin banyak. Bahkan,
yang tumbuh bukan hanya akar, melainkan juga batang dan daun semakin lebat
hingga suatu saat benih padi itu lenyap tak berbekas.

Sawah itu kini menguning, penuh dengan tanaman padi yang berbulir lebat.
Banyak orang mengagumi keindahannya dan banyak orang yang
membutuhkannya.
Pak Tani datang menjenguk benih padinya.

"Benih Padi, bagaimana kabarmu hari ini?"

" Pak Tani, terima kasih atas pertolonganmu," kata benih padi yang
kini
berubah menjadi tanaman yang berbuah lebat.


Untuk mendapatkan cerita selengkapnya silakan download file pdf di bawah ini
Download PDF

0 Comments: